Latar Belakang Kesepakatan Tarif Dagang
Pada 15–22 Juli 2025, Indonesia dan Amerika Serikat menyepakati kerangka Agreement on Reciprocal Trade, di mana AS menurunkan tarif terhadap produk Indonesia menjadi 19 % dari ancaman sebelumnya hingga 32%. Sebagai kompensasi, Indonesia memberikan akses bebas tarif (0 %) pada sekitar 99 % produk AS, mencakup sektor industri, pertanian, kesehatan, teknologi, hingga bahan kimia dan otomotif.
Indonesia juga sepakat membeli produk-produk AS senilai US$15 miliar untuk energi, US$4,5 miliar produk pertanian, serta 50 unit pesawat Boeing, sekaligus menghapus berbagai hambatan non-tarif seperti inspeksi pra-kapal dan aturan konten lokal.
Dampak terhadap Harga Biji Plastik di Indonesia
Penurunan Tarif dan Hambatan Impor
Dalam kesepakatan ini, Indonesia berkomitmen menghapus sebagian besar hambatan impor, termasuk pada plastik dan bahan kimia industri. Langkah ini berpotensi meningkatkan pasokan polymer dari AS ke Indonesia dengan biaya lebih murah, sehingga harga biji plastik di pasar domestik bisa turun dan prosedur impor menjadi lebih sederhana.
Tekanan Persaingan bagi Produsen Lokal
Dengan biji plastik dan polimer asal AS masuk tanpa tarif, produsen lokal seperti PE, PP, dan PVC harus bersaing lebih ketat. Studi INDEF memperkirakan efek negatif pada sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki, serta industri hilir yang menggunakan biji plastik sebagai bahan baku. Simulasi GTAP juga menunjukkan potensi kontraksi ekonomi jika ketergantungan pada satu pasar terlalu besar.
Dampak pada Industri Hilir
Bagi industri kemasan plastik, otomotif, elektronik, dan consumer goods, harga biji plastik yang stabil atau menurun berarti biaya produksi lebih rendah. Hal ini bisa memperbaiki margin keuntungan, mendorong ekspansi, dan meningkatkan daya saing produk di pasar lokal maupun ekspor.
Ketergantungan pada Harga Minyak & Faktor Global
Harga biji plastik tetap dipengaruhi harga minyak dunia, biaya logistik, dan kondisi geopolitik. Meski tarif impor dari AS turun, harga global yang berfluktuasi bisa membatasi penurunan harga domestik. Efektivitas penurunan tarif ini sangat tergantung pada situasi pasokan global.
Diversifikasi Rantai Pasok
Kesepakatan dagang ini membuka peluang diversifikasi pasokan biji plastik Indonesia dari produsen AS. Dengan sumber alternatif yang lebih terjangkau, ketahanan pasokan nasional dapat meningkat jika didukung kebijakan logistik dan distribusi yang tepat.
Ringkasan Dampak Kesepakatan terhadap Harga Biji Plastik
Faktor | Dampak terhadap Harga Biji Plastik |
---|---|
Penghapusan tarif impor & hambatan | Pasokan biji plastik murah dari AS, kompetisi meningkat |
Tekanan pada produsen lokal | Potensi kehilangan pangsa pasar bagi produsen domestik |
Stabilitas bahan baku industri | Biaya lebih murah dan margin industri membaik |
Ketidakterdugaan pasar global | Harga tetap fluktuatif tergantung minyak, logistik, geopolitik |
Diversifikasi pemasok | Memperkuat pasokan nasional jika logistik adaptif |
Kesimpulan
Kesepakatan dagang AS–Indonesia berpotensi menurunkan harga biji plastik di Indonesia lewat akses impor lebih mudah dan tarif rendah. Namun, keberhasilan efek positifnya sangat bergantung pada kesiapan industri lokal menghadapi persaingan serta strategi pemerintah dalam meningkatkan efisiensi produksi, memperkuat logistik, dan memperluas pasar ekspor. Tanpa langkah adaptif yang tepat, keuntungan jangka pendek dari penurunan harga biji plastik bisa tergerus oleh risiko jangka panjang terhadap industri domestik.
Leave a Reply