Proyek EPC atau Engineering, Procurement, and Construction merupakan jenis proyek yang kompleks dan membutuhkan koordinasi tinggi dari berbagai pihak. Keterlambatan dalam proyek EPC sering kali menjadi tantangan besar karena dapat berdampak pada biaya, mutu pekerjaan, serta kepercayaan pemilik proyek. Berdasarkan persepsi dari pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor, terdapat lima penyebab utama keterlambatan proyek. Masing-masing faktor memiliki tingkat pengaruh antara 82,9 persen hingga 83,4 persen.

Penetapan Pemenang Tender yang Menawarkan Harga Terendah secara Tidak Realistis

Faktor ini memiliki tingkat pengaruh sebesar 83,4 persen dan dianggap sangat kritis. Dalam praktiknya, banyak proyek dimenangkan oleh penawar dengan harga terendah meskipun berada jauh dibawah estimasi pemilik atau Owner Estimate. Akibatnya, kontraktor yang tidak memiliki perhitungan biaya yang realistis akan mengalami kesulitan dalam mengatur sumber daya, melakukan pengadaan, hingga membayar vendor, yang pada akhirnya menyebabkan keterlambatan.

Intervensi dari Pemilik Proyek

Intervensi dari pemilik proyek juga dinilai memiliki pengaruh sebesar 83,4 persen. Ketika pemilik terlalu sering melakukan perubahan atau mengambil keputusan secara sepihak tanpa koordinasi teknis yang memadai, hal ini dapat mengganggu kelancaran proyek. Perubahan yang terjadi dapat mengakibatkan revisi desain dan pengerjaan ulang yang memakan waktu serta mengganggu jadwal pelaksanaan.

Kondisi Tanah Bawah Permukaan yang Tidak Terduga

Dengan tingkat pengaruh sebesar 82,9 persen, kondisi bawah permukaan yang tidak teridentifikasi sejak awal proyek menjadi tantangan yang umum terjadi. Permasalahan seperti tanah labil, batu keras, atau air tanah yang muncul mendadak dapat memperlambat proses pengerjaan pondasi. Hal ini menuntut penyesuaian dari sisi desain dan metode kerja yang tentu berdampak pada waktu pelaksanaan.

Keterbatasan Pasokan dan Rendahnya Produktivitas Tenaga Kerja Lokal

Faktor ini juga memiliki pengaruh sebesar 82,9 persen. Dalam proyek yang berlokasi di wilayah dengan tenaga kerja lokal yang terbatas atau kurang terampil, produktivitas harian cenderung lebih rendah. Jika tidak ada pelatihan atau bimbingan yang memadai dari manajemen proyek, maka keterlambatan menjadi sulit dihindari.

Keterlambatan dari Sub Kontraktor Desain

Faktor terakhir yang juga mencatat pengaruh sebesar 82,9 persen adalah keterlambatan dari sub kontraktor desain. Dokumen teknis dan gambar kerja dari sub kontraktor ini sangat penting sebagai dasar pelaksanaan di lapangan. Jika dokumen tersebut tidak tersedia tepat waktu, maka seluruh aktivitas mulai dari pengadaan hingga pelaksanaan konstruksi akan mengalami penundaan.

Kesimpulan

Kelima faktor di atas menunjukkan bahwa keterlambatan proyek EPC bukan hanya disebabkan oleh masalah di lapangan. Aspek manajerial, strategi tender, hingga kesiapan teknis juga memainkan peran penting. Dengan pengaruh antara 82,9 persen hingga 83,4 persen, seluruh faktor ini harus diantisipasi sejak awal agar pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan tepat waktu.

Cegah Keterlambatan Proyek EPC Anda

Percayakan pengadaan material proyek Anda pada Bababos dengan layanan yang cepat, transparan, dan tepat waktu

📞 0851 8667 8078 (Project Investor Team)

📧 marketing@bababos.com

🌐 www.bababos.com


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *